Sabtu, 04 Juni 2011

Hakim

Cerita ini terjadi di kota New
York pada pertengahan 1930an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Di seluruh penjuru kota ,orang-orang miskin nyaris kelaparan.Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri
septong roti. Wanita itu berdalih bahwa anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan
karena suaminya telah
meninggalkan dirinya. Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum untuk
menjadi contoh bagi yang lainnya. Hakim itu menghela nafasnya.
Sebenarnya ia enggan
menghakimi wanita ini.
Tetapi ia tidak punya pilihan lain.“Maafkan saya,” katanya sambil memandang wanita itu. “Saya tidak bisa membuat pengecualian.Hukum adalah hukum, jadi Anda
harus dihukum. Saya mendenda kamu sepuluh dolar, dan jika kamu tidak mampu membayarnya
maka kamu harus masuk penjara sepuluh hari.”
Wanita itu tertunduk, hatinya
remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim mencopot topinya,mengambil uang sepuluh dolar dari dompetnya, dan meletakkan
uang itu dalam topinya. Ia berkata kepada pengunjung
sidang:
“Saya juga mendenda masing- masing orang yang hadir di
ruang sidang ini sebesar lima
puluh sen karena tinggal dan
hidup di kota dan membiarkan
seseorang kelaparan sampai
harus mencuri untuk menyelamatkan cucunya dari
kelaparan. Tuan Bailiff, tolong
kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu berikan kepada
terdakwa.”
Akhir cerita, wanita itu
meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi empat puluh tujuh dolar dan lima puluh sen,termasuk di dalamnya lima puluh
sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yang malu karena telah menuntutnya. Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York ,dan staf pengadilan yang berada
dalam ruangan sidang mengiringi kepergian wanita itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar