Senin, 02 Mei 2011

Di Sebuah Bandara

Suatu pagi yang cerah, Di sebuah Bandara Internasional
yang super sibuk, tampak
seorang wanita muda berada
diantara barisan penumpang
yang sedang menunggu antrean
masuk ke bandara. Setelah wanita itu chek in dan
menyelesaikan berbagai
administrasi penerbangan, ia
langsung menuju ke ruang
tunggu penumpang. Sambil menunggu jadwal
keberangkatan, ia menuju kantin
bandara untuk membeli cemilan,
yaitu sebungkus biskuit dan
sebuah majalah. Selanjutnya
wanita tersebut menuju ke ruang tunggu penumpang dan
duduk disamping seorang pria
yang sedang membaca koran. Setelah duduk, ia melahap biskuit
yang ada diatas meja sambil
membuka lembaran-lembaran
majalah yang baru dibelinya.
Namun, alangkah terkejut si
wanita itu saat pria di yang berada disebelahnya juga ikut
mengambil dan melahap kepingan
biskuit yang ada diatas meja
tanpa izin darinya. Dalam hati, ia hanya menduga
bahwa ini hanya ulah pria iseng.
Namun kejadian ini terulang
kembali. Setiap wanita itu
mengambil biskuit, si pria ikut
mengambil dan mencicipi biskuit tersebut. Wajah si pria tampak
tenang, tanpa merasa bersalah.
Sebaliknya, wanita muda itu kian
jengkel dengan sikap pria
tersebut. Dalam hati ia berkata:
“Walaupun penampilanmu elegan, namun kelakuanmu seperti
maling. Betapa memalukan”, geramnya. Beberapa saat kemudian, hanya
tersisa 1 keping biskuit diatas
meja. Dengan senyum
mengembang, pria itu
menawarkan biskuit terakhir
kepada wanita itu. Dengan wajah jengkel, ia menolak. Seketika
kepingan biskuit terakhir itupun
masuk kedalam mulut pria
misterius itu. Jadwal keberangkatanpun tiba.
Wanita tersebut bergegas
menuju ke pesawat. Saat berada
di tempat duduk pesawat, ia
membuka tasnya, mengambil
handphone dan menonaktifkannya. Namun
alangkah kagetnya ia saat
melihat didalam tasnya ada
bungkusan biskuit yang tadi ia
beli dikantin bandara. Masih utuh.
Sama sekali belum tersentuh. Pikirannyapun melayang
membayangkan kejadian barusan.
Ternyata biskuit yang ia makan
saat dibandara bukan miliknya,
tetapi milik si pria tersebut.
Betapa malunya ia mengenang kejadian tersebut. Seketika ia
merasa menjadi perempuan
paling egois dan paling tolol di
dunia.

Terkadang kita selalu saja
menganggap diri kita adalah
yang paling benar. Sedangkan
orang lain itu adalah yang selalu
salah. Dan sebenarnya, itulah
yang membuat kita sangat perlu menerima teguran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar