Sabtu, 23 April 2011

Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua

Pada hari pernikahanku,aku
membopong istriku.Mobil
pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu.
Sahabat2ku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami.Ia kelihatan malu2.Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat
bahagia.

Itu adalah kejadian 10 tahun yang lalu. Hari2 selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening.Kami mempunyai seorang anak,saya terjun ke
dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang.
Begitu kemakmuran meningkat,jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil.setiap pagi kami berangkat kerja bersama2 dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan.Anak kami sedang belajar di luar
negeri.Perkimpoian kami kelihatan bahagia.Tapi
ketenangan hidup berubah
dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka-sangka. Dew hadir dalam kehidupanku.Waktu itu adalah hari yg cerah.
Aku berdiri di balkon dengan Dew yg sedang merangkulku. Hatiku
sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yg kubelikan untuknya. Dew berkata ,

"kamu adalah jenis
pria terbaik yg menarik para
gadis".

Kata-Katanya tiba-tiba
mengingatkanku pada istriku.
Ketika kami baru menikah,istriku pernah berkata,

"Pria sepertimu,begitu sukses,akan menjadi sangat menarik bagi para gadis".

Berpikir tentang ini,Aku menjadi ragu2.Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku.Tapi aku tidak sanggup menghentikannya.
Aku melepaskan tangan Dew dan berkata,

"kamu harus pergi membeli beberapa perabot,O.K.? Aku ada sedikit urusan dikantor"

kelihatan ia jadi tidak
senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut,ide perceraian menjadi semakin jelas
dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun,aku merasa sangat sulit untuk
membicarakan hal ini pada istriku.Walau bagaimanapun kujelaskan,ia pasti akan sangat terluka.Sejujurnya, ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam ia
sibuk menyiapkan makan malam.Aku duduk santai didepan TV.Makan malam segera tersedia.Lalu kami akan menonton TV ber-sama-sama.Atau,Aku akan
menghidupkan komputer,membayangkan tubuh
Dew.Ini adalah hiburan bagiku.
Suatu hari aku berbicara dalam guyon,

"seandainya kita bercerai,
apa yg akan kau lakukan ?Ia
menatap padaku selama
beberapa detik tanpa bersuara.Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh darinya.Aku tidak
bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika
tahu bahwa aku serius. Ketika istriku mengunjungi
kantorku,Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan
mata penuh simpati dan
berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara
dengannya.Walaupun kelihatan sedikit curiga,Ia berusaha tersenyum pada bawahanku.
Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya. Sekali lagi,Dew berkata padaku,

"He Ning,ceraikan ia,O.K.? Lalu kita akan hidup bersama."

Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu2 lagi. Ketika malam itu istriku
menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya,

"Ada sesuatu yg harus kukatakan"

Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara.
Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya.Tiba2 aku tidak tahu harus berkata apa.Tapi ia tahu kalau aku terus berfikir.

"Aku ingin bercerai"

Ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku, tapi
ia bertanya secara
lembut,

"kenapa ?"

"Aku serius"

Aku menghindari
pertanyaannya. Jawaban ini
membuat ia sangat marah. Ia
melemparkan sumpit dan
berteriak kepadaku,

"Kamu bukan laki-laki...!!".

Pada malam itu,kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkimpoian
kami.Tapi aku tidak bisa
memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew. Dengan perasaan yg amat
bersalah, Aku menuliskan surat perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku.Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa
bagian. Aku merasakan sakit
dalam hati. Wanita yg telah
10tahun hidup bersamaku
sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yg telah kuucapkan.Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku,dimana hal
tersebut tidak pernah kulihat
sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.
Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku.
Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran .Ketika aku terbangun tengah malam,aku melihat ia masih menulis.Aku tertidur kembali.Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya :
ia tidak menginginkan apapun dariku,tapi
aku harus memberikan waktu sebulan sebelum
menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu kami harus
hidup bersama seperti biasanya.Alasannya sangat sederhana.Anak kami akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami. Ia menyerahkan persyaratan
tersebut dan bertanya,

" He Ning,apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita ? Pertanyaan ini tiba2 mengembalikan beberapa
kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan.

"Kamu membopongku
dilenganmu.jadi aku
punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap
membopongkuku pada waktu
perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi
kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu"

Aku menerima dengan senyum.Aku tahu ia merindukan beberapa
kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkimpoiannya diakhiri dengan suasana romantis. Aku memberitahukan Dew soal syarat-syarat perceraian dari istriku.
Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya.


"Bagaimanapun trik yg ia
lakukan,ia harus menghadapi perceraian ini"

ia mencemooh. Kata2nya
membuatku merasa tidak enak. Istriku dan aku tidak
mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu.kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku
membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah.Anak kami menepuk punggung
kami,

"wah, papa membopong
mama,mesra sekali"

Kata-katanya membuatku merasa sakit.Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan
10 meter dengan ia dalam
lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut,

"mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita."
Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang.Aku melepaskan ia dipintu. Ia pergi menunggu bus,
dan aku pergi ke kantor. Pada hari kedua, bagi kami
terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai2 aku bisa mencium wangi
di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini.
Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi.beberapa kerut tampak di wajahnya. Pada hari ketiga, ia berbisik
padaku,

"kebun diluar sedang
dibongkar,hati2 kalau kamu
lewat sana ."

Hari keempat,ketika aku
membangunkannya,aku merasa kalau kami masih mesra,seperti sepasang suami istri dan aku
masih membopong kekasihku
dilenganku.Bayangan Dew menjadi samar. Pada hari kelima dan enam,ia
masih mengingatkan aku
beberapa hal,seperti,dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yg telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak,dll. Aku mengangguk. Perasaan
kedekatan terasa semakin erat.Aku tidak memberitahu Dew tentang ini.Aku merasa begitu ringan membopongnya.
Berharap setiap
hari pergi ke kantor bisa
membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya,

"kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang"

Ia sedang mencoba pakaiannya,aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia
berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok.
Lalu ia melihat,

"semua pakaianku kebesaran"

Aku tersenyum, tapi
tiba2 aku menyadarinya sebab ia semakin kurus, itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan
ringan bukan disebabkan aku
semakin kuat.Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi,aku merasakan perasaan sakit. Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut.

"Pa,sudah waktunya membopong mama
keluar"

Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar
menjadi bagian yg penting. Ia
memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan
merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir.Aku menyanggah ia dilenganku,berjalan dari kamar tidur,melewati ruang duduk ke teras Tangannya memegangku secara lembut dan alami.aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari
pernikahan kami.Tapi ia
kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih. Pada hari terakhir,ketika aku membopongnya dilenganku, aku
melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah.ia berkata,

"sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua"

Aku memeluknya dengan kuat dan berkata

"antara kita saling
tidak menyadari bahwa
kehidupan kita begitu mesra"
Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku
takut keterlambatan akan
membuat pikiranku berubah.Aku menaiki tangga. Dew membuka pintu. Aku berkata padanya,

" Maaf Dew, Aku tidak ingin
bercerai. Aku serius".

Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku.

"Kamu tidak demam ?".

Kutepiskan tanganya
dari dahiku.

"maaf, Dew,Aku cuma
bisa bilang maaf padamu,Aku
tidak ingin bercerai.Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa
merasakan nilai-nilai dari
kehidupan,bukan disebabkan
kami tidak saling mencintai
lagi.Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya
sampai tua.Jadi aku minta maaf padamu"

Dew tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya
meledak.Aku menuruni tangga dan pergi dari kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah
toko bunga, ku pesan sebuah
buket bunga kesayangan istriku.Penjual bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan ?
Aku tersenyum, dan menulis,"Aku akan membopongmu setiap pagi
sampai kita tua...."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar