Rabu, 20 April 2011

Menghukum Tanpa Kekerasan

Menghukum tanpa Kekerasan
Berikut ini adalah cerita masa muda Dr. Arun Gandhi (cucu dari Mahatma Gandhi).Waktu itu Arun masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua disebuah
lembaga yang didirikan oleh
kakeknya yaitu Mahatma Gandhi,di tengah-tengah kebun tebu,18 mil di luar kota Durban, Afrika selatan. Mereka tinggal jauh
di pedalaman dan tidak memiliki tetangga.Tidak heran bila Arun dan dua saudara perempuannya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop. Suatu hari ayah Arun meminta Arun untuk mengantarkan ayahnya ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan Arun sangat gembira
dengan kesempatan ini. Tahu bahwa Arun akan pergi ke kota, ibunya memberikan daftar belanjaan untuk keperluan sehari-hari. Selain itu,ayahnya juga minta untuk mengerjakan pekerjaan yang lama tertunda,seperti memperbaiki mobil di
bengkel.
Pagi itu,setiba di tempat
konferensi,ayah berkata.
"Ayah tunggu kau disini
jam 5 sore.Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama."

Segera Arun menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ayahnya.Kemudian,Arun pergi ke bioskop,dan dia benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu.Begitu melihat jam menunjukkan pukul 17:30,
langsung Arun berlari menuju bengkel mobil dan
terburu-buru menjemput
ayahnya yang sudah
menunggunya sedari tadi. Saat itu sudah hampir pukul 18:00.Dengan gelisah ayahnya menanyakan Arun..
"Kenapa kau terlambat?". Arun sangat malu untuk
mengakui bahwa dia menonton film John Wayne sehingga dia menjawab
"Tadi,mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu".

Padahal ternyata tanpa
sepengetahuan Arun, ayahnya telah menelepon bengkel mobil itu.Dan kini ayahnya tahu kalau Arun berbohong.Lalu Ayahnya berkata,
"Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran
kepada ayah.Untuk menghukum kesalahan
ayah ini,ayah akan pulang ke
rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik- baik."

Lalu,Ayahnya dengan tetap
mengenakan pakaian dan
sepatunya mulai berjalan
kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata.Arun tidak bisa meninggalkan ayahnya,maka selama lima setengah jam,Arun mengendarai
mobil pelan-pelan dibelakang
beliau,melihat penderitaan yang dialami oleh ayahnya hanya karena kebodohan bodoh yang Arun lakukan. Sejak itu Arun tidak pernah akan berbohong lagi.

Pernyataan Arun:
"Sering kali saya berpikir
mengenai episode ini dan merasa heran.Seandainya Ayah menghukum saya
sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapatkan sebuah
pelajaran mengenai tanpa
kekerasan ?Saya kira tidak. Saya akan menderita atas
hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi.Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa,sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa kekerasan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar