Minggu, 17 April 2011

Serendah Apapun Kedudukan Mutiara,dia Tetaplah Sebuah Mutiara,Indah dan Berharga

Once upon time,seorang pemuda berpendidikan tengah duduk dalam pesawat terbang.Dia duduk bersebelahan dengan seorang ibu tua.Singkat cerita mereka terlibat percakapan ringan.
"ibu mau kemana bu ?"
"saya mau ke jakarta,terus conecting flight ke singapure nengokin anak saya yang kedua".
"wah..Hebat ya anak ibu".Kata pemuda itu berkomentar.
Karena didesak rasa penasaran,pemuda itu bertanya kembali.
"maaf bu,kalau ga salah ibu bilang itu anak kedua ibu ya ? Lalu bagaimana dengan kakak adiknya yang lain ?".
"Anak saya yang ketiga seorang dokter
di Malang, yang ke empat
kerja di perkebunan di
Lampung, yang kelima
menjadi arsitek di Jakarta,
yang ke enam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto,
yang ke tujuh menjadi Dosen
di Semarang".
Wah..Hebat sekali ibu ini,anaknya berhasil dan berpendidikan tinggi semua,Ujarnya dalam hati.
"Lalu bagaimana dengan anak pertama ibu ?"
"Dia petani di godean,jogja nak.Mengolah sawahnya sendiri yang tidak seberapa luasnya",kata ibu itu datar.
"agaknya ibu kecewa padanya ? Apa dia sudah berkeluarga ?"
"oh..Tentu saja tidak.Justru saya sangat bangga padanya.Dia memilih untuk menyekolahkan keenam adiknya semenjak ayahnya meninggal dan sampai sekarang adik-adiknya sudah menjadi orang semua dia memilih tetap menjadi petani dan belum berumah tangga".

Ternyata Serendah apapun kedudukan mutiara,dia tetaplah sebuah mutiara yang indah dan berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar