Rabu, 06 April 2011

Rezeki Sudah Ada Yang Ngatur

Kalimat ini terdengar simple tapi
faktanya kalimat ini begitu
kompleks.
Ketika kalimat ini diucapkan pada
2 kondisi yang berbeda,akan
berbeda pula pengaruh dan pembenarannya.
saya akan berkomentar bahwa
kalimat ini salah,kalimat ini tidak
benar,kalimat ini adalah
pembodohan jika anda
mengatakkannya dalam kondisi bersantai sambil mengepulkan
asap rokok sementara istri anda
teriak-teriak didapur karena
berasnya habis.
Tapi sebaliknya..
Saya akan berkomentar bahwa kalimat ini benar,bahkan sangat
amat benar jika anda
mengatakkannya dalam kondisi
seperti Bpk.Hanani
(70th),seorang lansia yang
mampu bertahan hidup di jakarta hanya dengan mengandalkan
penghasilannya sebagai penjual
papan cucian tradisional.Dengan
usia yang sudah uzur,bahkan
dengan katarak yang
dideritanya sejak 20 tahun silam beliau masih mau mencari rezeki
dengan cara halal.
Warga Pondok Pinang,Jaksel ini
setiap harinya harus menempuh
1 jam perjalanan dengan berjalan
kaki (sambil mendorong gerobak dan ditemnai isterinya) untuk
menuju areal Pondok Indah
dimana ia biasa berjualan.
Bayangkan,ditengah-tengah
modernisasi yang sedang
berkembang,ia hanya menjual papan cucian tradisional saja.
"pa,kan sudah banyak yang
punya mesin cuci,ko bapak masih
mau berjualan ini...?? apa nggak
takut kalo nggak laku ??"
"Kalo takut saya mau makan apa de..Tenang saja..Rezeki sudah ada yang ngatur"
subhannallah...sebuah nilai
keprcayaan yang sangat tinggi
dimata saya.
Sekarang mari kita tengok
sebentar sudut pandang sang pembeli.
"mas ko beli ini (papan
cucian),emang dirumah ga ada
mesin cuci ?"
"ada mba,tapi saya kasihan sama
bapaknya,lagian lebih bersih kalo dicuci pake tangan dulu."
Lihatlah...betapa adil Allah
kepada mahluknya.Sudah diatur
sedemikian rupa rezeki
Bpk.Hanani yang ternyata
rezekinya Tak hanya datang dari kebutuhan pembelinya tapi juga datang dari kemurahan hati.Maha besar Allah dengan segala literaturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar